28 November 2006

"the great wise" arya wiraraja

arya wiraraja

kemaren aku maen tempat kos ku yang lama, saat ini ditempati temanku Tobi namanya pria ganteng asal Kota Payakumbuh-Sumatera Barat..sesuatu memancing perhatiannku, ada sebuah buah yang ditaruh dimeja oleh yang tinggal disitu sekarang, kutanya buah apa itu?? jawabnya buah kemojo, atau dikenal orang jawa pada umumnya sebagai buah mojo, yang dikenal pahit rasanya...

pikiranku melanglang tentang sebuah kerajaan besar di era masa lalu, yahh Mojopahit yang tak lain juga berasal dari kata buah Mojo , yang dimakan pengikut Raden Wijaya (raja pertama kerajaan Mojopahit) dan ternyata rasanya pahit, sehingga kerajaan yang didirikan diberi nama Moopahit.

terlepas dari itu, kerajaan Mojopahit merupakan kerajaan yang berasal dari sebuah perkampungan di tengah hutan Tarik di Jawa Timur yang proses kelahirannya penuh dengan intrik politik peperangan. Mojopahit merupakan kerajaan terusan dari kerajaan Singosari yang luluh lantak diberangus oleh kerajaan Dhaha di kediri pimpinan Jayakatwang. Yahhh beginilah nasib keturunan Ken Arok yag tak lepas dari kutukan keris Mpu Gandring...

Yang menarik bagi saya ialah taktik, seorang Bupati , Arya Wiraraja yang bertugas di Sumenep-Madura. Yang mampu memberi sebuah nasehat bijak dan perlindungan yang sangat berguna bagi Raden Wijaya , yang merupakan menantu raja Singosari , Prabu Kertanegara yang mempunyai ambisi untuk meluaskan kekuasaan hingga ke tanah melayu (sekarang malaysia). Ketika Singosari hancur dihantam Dhaha, Raden Wijaya beserta istri dititahkan Prabu Kertanegara untuk melarikan diri, guna membangun kerajaan baru yang akan meneruskan ambisi (cita-cita) untuk meluaskan kerajaan seluruh nusantara.

Raden Wijaya ditemani oleh Lembu Sora, Nambi, serta anak Arya Wiraraja yang bekerja dii istana Singosari, Ronggolawe, melarikan diri ke Sumenep meminta perlindungan dan nasehat. Awalnya Lembu Sora dan Nambi meragukan Arya Wiraraja akan mau menerima mereka, karena selama dibawah pemerintahan Singosari , bupati Sumenep ini lah yang paling lantang menentang kebijakan-kebijakan Kertanegara yang merugikan rakyat didalam negeri. Namun dengan diyakinkan Ronggolawe, bahwa ayahnya bukan pendendam, maka Raden Wijaya bersedia untuk menuju ke Sumenep.

Dan benar, Arya Wiraraja dan Istri menerima dengan lapang. Namun ketika Raden Wijaya meminta bantuan Arya Wiraraja untuk membantunya merebut kembali Singosari.., disinilah muncul sebuah kebijakan dari seorang Arya Wiraraja...dia menolak mentah2 permohonan itu, dia tidak mau berperang dengan sia-sia, lantaran tentara Dhaha merupakan tentara yang paling kuat dijaman itu. Arya Wiraraja berpikir, bahwa Jayakatwang , raja Dhaha itu tidak akan puas hingga menangkap dan membunuh semua yang ada di Singosari. Sehingga Arya Wiraraja menyarankan agar Raden Wijaya menyerah...Tentu saja hal ini membuat berang Raden Wijaya, Lembu Sora dan Nambi, bahkan anaknya sendiri Ronggolawe, menentang keras apa yang disarankan ayahnya dan menuduh tidak setia.

Dengan santai Arya Wiraraja menjawab, bahwa dengan menyerahnya Raden Wijaya, maka terpuaskan ambisi Jayakatwang untuk terus mengejar dan memporak-porandakan keturunan Kertanegara. Setelah menyerah, tentunya ada sebuah pembuktian dharma bakti Raden Wijaya terhadap Jayakatwang. Bukti dharma bakti tersebut ialah membangun pesanggrahan raja Jayakatwang di tengah hutan Tarik. Alih-alih membangun pesanggrahan, Raden Wijaya bisa menyusun kekuatan untuk membalas kekalahan Singosari. Hal ini kemudian diterima dan dilaksanakan Raden Wijaya.

Dengan nama besar Arya Wiraraja, yang dengan kedatangannya ke Dhaha membawa Raden Wijaya, membuat Jayakatwang senang dan mau menerima segala saran Arya Wiraraja. Dan setelah membangun kekuatan dan memanfaatkan datangnya tentara Mongol yang mempunyai rencana awal menghantam Singosari lantaran Kertanegara, mertua Raden Wijaya tlah menghina utusan tentara Mongol, Raden Wijaya menghantam kekuatan di Dhaha dengan mengadu domba tentara Mongol dan setelah melihat kekalahan Dhaha dan melihat kondisi tentara Mongol yang kelelahan dimanfaatkan Raden Wijaya untuk mengusir tentara Mongol. Dan berdirilah Kerajaan Mojopahit dengan Raden Wijaya sebagai raja pertamanya dengan gelar Kertarajasa Jayawardana.

Sebuah ketakjuban tersendiri terhadap Arya Wiraraja yang mempunyai ide briliant, yang loyal dan tak mudah dendam pada pemimpinnya. Inilah politikus masa lalu yang bisa dijadikan contoh untuk politikus-politikus masa kini.

No comments: